Hero

Kinerja Saham Syariah IPO Dilirik, Adakah Yang Menarik?


SyariahSaham.com, CIANJUR -- Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas tentang kinerja emiten-emiten syariah yang baru menawarkan saham perdananya (IPO) tahun ini atau kita sebut emiten yang masih 'bayi'.

Dikutip dari finansialku.comInitial Public Offering atau IPO adalah saham suatu perusahaan yang pertama kali dilepas untuk dijual kepada masyarakat atau publik, sehingga saham tidak dikuasai lagi secara privat. Perusahaan yang melakukan IPO biasanya disebut dengan perusahaan yang “Go Public.”

Perusahaan yang sudah go public akan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan disebut sebagai emiten. Perusahaan go public juga wajib untuk melaporkan kondisi keuangan serta kinerja perusahaan kepada publik yang dapat dilihat pada website Bursa Efek Indonesia.

Dari website Bursa Efek Indonesia diperoleh data bahwa emiten-emiten yang melakukan IPO pada tahun 2019 adalah 32 emiten. Data lengkapnya tercantum dalam tabel berikut (diurutkan dari yang terbaru):




Dari data di atas, kita identifikasi bulan saat 32 emiten tersebut mencatatkan saham perdananya. Berikut ini grafiknya:

Bulan Juli menjadi bulan paling ramai dengan emiten-emiten IPO, sementara Februari dan Maret menjadi bulan paling sepi saham perdana.

Selanjutnya kita akan membuka file rekap RENTETAN 2019 untuk membahas kinerja emiten-emiten syariah yang baru IPO tahun ini. (Baca juga: PROMO MERDEKA74 File RENTETAN 2019)

Kita awali dengan data sektor dan industri dari 32 emiten IPO 2019 tersebut, datanya adalah sebagai berikut:


Jika diurutkan berdasarkan kapitalisasi pasar, maka urutannya akan seperti berikut ini:


Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Tbk (LIFE) dan Citra Putra Realty Tbk (CLAY) menjadi emiten IPO 2019 dengan kapitalisasi terbesar, sementara Hotel Fitra International Tbk (FITT) dan Armada Berjaya Trans Tbk (JAYA) menjadi emiten IPO 2019 dengan kapitalisasi terkecil.

Berikutnya kita akan mencoba melihat distribusi emiten-emiten 'bayi' ini secara sektoral. Hasilnya adalah seperti berikut:


Jika disajikan dalam persentase, maka hasilnya akan seperti berikut:

Sektor perdagangan dan jasa mendominasi dengan 38%, disusul properti dan konstruksi (16%) dan infrastruktur (13%).

Bagaimana dengan kategori saham syariah dan nonsyariah? Piechart berikut menjelaskan kepada kita:


17 dari 32 emiten baru IPO dikategorikan saham syariah. 12 dari 17 emiten syariah IPO sudah merilis laporan tengah tahunan 2019 dan berikut adalah rinciannya:


Kita akan mulai membedah 12 emiten ini dari mulai neraca, laba rugi sampai arus kas, berikut rasio keuangan dan harga saham. Siap?

Dari tabel ini, terlihat KOTA menjadi emiten syariah IPO dengan aset di atas 1 triliun, disusul oleh HRME dan NATO.


Dari tabel di atas, KOTA dan HRME menjadi emiten dengan liabilitas cukup besar, sementara NATO menjadi emiten dengan liabilitas terkecil.


KOTA dan NATO menjadi emiten dengan ekuitas mendekati Rp 1 triliun. Ekuitas terkecil diantara saham-saham di atas adalah KAYU dengan Rp 55,23 miliar.

Setelah neraca, kita akan membahas laporan laba rugi.


Dimulai dari data penjualan, HDIT sebagai emiten terbaru IPO mencatatkan penjualan lebih dari Rp. 4 triliun. KAYU menjadi emiten dengan income terkecil diantara teman-temannya, hanya Rp. 11,98 miliar. Berikutnya adalah laba rugi emiten sebagaimana tersaji dalam tabel di bawah ini:


Dari 12 emiten, hanya HRME yang membukukan kerugian. CCSI dan MTPS menjadi emiten pencetak laba terbesar, masing-masing Rp 29,48 miliar dan Rp 24,48 miliar.

Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018, maka laju pertumbuhan penjualan dan laba bersih keduabelas emiten ini adalah sebagai berikut:


Sebanyak 7 emiten mencatatkan pertumbuhan penjualan dan 5 lainnya mengalami penurunan kinerja. MTPS dan ENVY membukukan kenaikan di atas 100% untuk penjualan. 

Sementara itu dari sisi laba bersih, 7 emiten membukukan pertumbuhan dan 5 lainnya mengalami penurunan. MTPS dan FOOD mencetak kenaikan laba di atas 100%.

Untuk laporan arus kas, tabel berikut menjelaskan kenaikan atau penurunan kas bersih masing-masing emiten:


BOLA (saham klub Bali United) membukukan kenaikan kas bersih sebesar Rp. 300,06 miliar, disusul oleh MTPS, NATO dan CCSI.

Dari data laporan keuangan di atas, diperoleh rasio-rasio keuangan sebagai berikut:

Laba Bersih per Saham (EPS) dan Nilai Buku per saham (BV)

Rasio Utang terhadap Aset (DAR) dan Utang terhadap Modal (ROE)

Rasio Laba terhadap Modal (ROE) dan Marjin Laba Bersih (NPM)

PER dan PBV
Dari rasio harga terhadap laba bersih per saham dan nilai buku, CCSI layak diperhatikan dengan PER 4,14x dan PBV 0,83x, di saat teman-temannya masih memiliki PER yang selangit.

Berikut adalah kapitalisasi pasar dan tanggal IPO dari 12 emiten di atas:


Demikian ulasan kinerja emiten-emiten syariah yang masih 'bayi.' Semoga bermanfaat. [amsi]

=
Silakan gabung di @grupsyariahsaham untuk berdiskusi tentang saham syariah! Cermati juga perkembangan terbaru saham syariah Indonesia melalui channel @SahamSyariah. Terima kasih.


Cara Mudah Buka Akun Investasi

Untuk berlangganan, silakan masukkan email:

0 Response to " Kinerja Saham Syariah IPO Dilirik, Adakah Yang Menarik? "

Posting Komentar